HTI dan Media

Jika dilihat dari kacamata masyarakat mayoritas Islam seperti Indonesia, seharusnya  gerakan HTI baik jika diterapkan di Indonesia, yang diketahui bahwa masyarakat menilai HTI sebagai organisasi yang memiliki tujuan menegakkan syariat Islam. Padahal sebetulnya, HTI adalah partai politik untuk mendirikan sistem politik pemerintahan global di negara mayoritas Islam. Namun, faktanya kelompok ini kemudian memiliki tujuan tersendiri dengan dalih untuk menegakkan negara khilafah dan mereka memiliki tujuan politik tetapi malah merusak kesatuan dan keutuhan negara. Mendirikan negara khilafah pasalnya juga adalah tujuan politik bukan? Di indonesia, menganut Negara Pancasila, kesatuan, tetapi HTI sendiri ingin membuat Negara khilafah yang hanya berbasis Islam saja.
Masyarakat salah memahami dengan adanya HTI ini, karena  doktrin- doktrin yang disiarkan sangat islami, sangat Qur’ani  atau sangat relijius, sehingga banyak kaum muslim yang tertarik dengan partai politik ini oleh kampanya dan propaganda HT yang selalu menggunakan jargon- jargon keislaman. Masyarakat menganggap HT adalah ormas agama bukan sebagai partai politik, karena setiap aksi dan gerakannya selalu mengutip ayat- ayat Al-Quran atau hadits Nabi serta membawa simbol- simbol keagamaan (keislaman). Sebagian masyarakat Islam semakin percaya, karena para tokohnya selalu mencitrakan diri sebagai pembela kaum Muslim yang tertindas dari cengkeraman hegemoni dan penindasan baik rezim politik negara- negara Barat yang non- Muslim maupun rezim politik negara- negara yang mayoritas Muslim.
Tentunya, Islam dijadikan alat legitimasi HTI itu sendiri, bukan organisasi agama. Doktrin- doktrin yang diberikan oleh HTI juga dianggap masyarakat sebagai sesuatu yang Islami dan sakral. Sasaran yang mudah untuk dijadikan sebagai anggota adalah kaum Muslim urban yang memiliki wawasan agama yang minim. HTI bisa sangat mudah dipercaya di kalangan masyarakat karena di setiap gerakan atau aksinya, selalu mengutip ayat Al-Quran maupun Hadits.
HT menuduh rezim politik pemerintahan Muslim sebagai tidak Islami karena tidak menerapkan sistem khilafah. Bagi HT, khilafah adalah satu- satunya sistem politk pemerintahan yang Islami. Padahal tidak ada sistem politik pemerintahan baik klasik maupun atau modern, baik dalam sejarah Islam maupun non-Islam, termasuk “Negara Khilafah”itu sendiri. Sistem pemerintahan pada dasarnya adalah produk gagasan, pemikiran dan kebudayaan umat manusia.
Meminjam istilah ahli Hukum islam kelahiran Sudan yang mengajar di Emoy University, Professor Abdullahi Ahmed an-Naim dalam Islam and the Secular State: Negotiating the Future of Sharia’a, sistem pemerintahan dan hukum apapun di dunia ini adalah “kehendak politk manusia” bukan “kehendak politik Tuhan” dengan adanya sistem kerajaan, kesultanan, republik, demokrasi, sosialisme dan seterusnya merupakan bukti bahwa sistem pemerintahan adalah bentukan pemikiran konstruksi manusia.
Strategi yang ditempuh HT untuk mengapai cita- cita atau tujuan pendirian negara “Khilafah Islam” dibagi menjadi tiga tahap;
1.      Menciptakan kader inti yang akan membimbing, mengarahkan, dan menyebarkan spirit, cita- cita dan tujuan HT, agen penyebaran kebudayaan masyarakat, memiliki jumlah yang tidak banyak tetapi sangat loyal dan militan terhadap ideologi (HT).
2.      Mewajibkan anggota utama gerakan HT untuk berdakwah, kampanye dan propaganda meyakinkan publik Muslim tentang doktrin- doktrin HT, khususnya sistem Khilafah. Menciptakan kesadaran publik Muslim tentang pentingnya khilafah sebagai pengganti sistem politik pemerintahan dan ideologi negara setempat yang mereka anggap memiliki cacat.
3.      Pengubahan rezim alias revolusi. Ketika dukungan publik musim sudah cukup HT mengarahakan dukungan itu untuk melakukan proses pengubahan politik ke sistem pemerintahan Islam model Khilafah
Akar masalah dari kelompok minoritas ini menganggap bahwa sistem Pemerintahan di Indonesia salah karena tidak berbasis Khilafah Islami, dan HTI mencoba untuk melawan itu. Menurut saya, bahwa maksud dan tujuan HTI sebetulnya merupakan hal yang baik, namun secara tidak langsung kelompok ini juga tidak melihat sisi keberagaman dalam suatu negara. Negara Indonesia sendiri berdasarkan UU pasal 29, menyatakan bebas beragama. Indonesia memiliki lima agama yang diakui tidak hanya Islam saja. Jika HTI diterapkan di Indonesia memang kurang pas, seolah memaksa masyarakat untuk mengikuti ideologi HTI. Lalu apa gunanya toleransi beragama?
Berbagai macam kelompok minoritas sebenarnya memiliki kualitas yang luar biasa, namun akan selalu dipinggirkan oleh mayoritas, karena mayoritas memiliki kuasa yang lebih dan memiliki hak suara yang tinggi. Perbedaan, bagi saya tidak masalah, tetapi diskriminasi yang seharusnya ditiadakan, kaitannya dengan pemberitaan di media yang selalu membesarkan masalah terkadang malah membuat masyarakat timbul kegelisahan di negaranya sendiri, ditambah lagi dengan adanya terorisme dalam gerakan HTI.
Media dalam hal ini, akan selalu menganggap yang penting adalah yang harus dipikirkan masyarakat banyak, hampir semua isu bersumber pada media, contohnya saat ini sedang hangatnya isu terorisme, banyak media yang menyiarkan berita tentang terorisme terkait peristiwa tersebut, lalu isu atau masalaha Novel Baswedan sekarang kemana? Tenggelam ditelan bumi. Sekarang, HTI sudah tidak dihingarbingarkan di media, tapi tetap masih ada gaungnya melalui terorisme yang terjadi sekarang ini, media terkadang kurang membabat habis setiap permasalahan atau isu yang ada, memang tidak dapat dipungkiri selalu ada kebutuhan bisnis di balik media, namun kembali lagi ke tujuan media, untuk memberikan informasi yang benar dan netral. Apakah dengan cara seperti itu media bekerja selalu mementingkan keuntungan dibandingkan kemaslahatan publik? Apa yang menjadi pusat perhatian media kerap kali dianggap penting oleh masyarakat dan menjadi salah satu topik pembicaraan. Jika media tidak meliputnya, berarti berita itu tidak penting. Akan tetapi, apakah media memusatkan perhatian hanya pada satu peristiwa yang memang benar- benar penting atau perhatian media-lah yang membuat peristiwa itu penting?

Komentar

Postingan Populer