Dari Urban Farming Sampai ke Kol Ungu
Yak....
Selamat malam minggu semuanyaa....
Malam ini agenda saya menemani teman saya yang jauh- jauh dari Jakarta untuk liburan ke Semarang. Tapi, saya tidak akan menceritakan pertemuan kita hohoho tapi lagi ingin menuliskan tentang urban farming. Saya termasuk orang yang suka menanam, menananm apapun, termasuk menanam uang haha. Gak lucu ya? Yaudah.
Jadi, saya juga sedang disibukkan dengan urban farming di kos wkwk. Sebetulnya ini masih belajar, biar besok kalau sudah punya rumah sendiri bisa memanfaatkan lahan kosong untuk urban farming seperti foto- foto yang ada di bawah, selain dipandang menyegarkan mata, tanaman juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari- hari, seperti sayuran.
Cerita pengalaman sedikit, tentang tanaman cabai yang saya tanam ini, prosesnya kalau yang cabai saya semai dulu dengan media tisu biar ketahuan bibit mana yang layak untuk ditanam, bibit yang layak ditanam itu setelah di semai kurang lebih 4 hari akan tumbuh semacam tunasnya, dulu mulai semai di bulan April tanggal 4 tepatnya, 2 bulan sudah bisa panen sebenarnya, tetapi karena libur lebaran saya pulang kampung dan mbak- mbak yang biasa bersihin kos juga pulang kampung seminggu, cabai ini terlantarkan dan gersang, kering banget, dengan rasa putus asa dan pasrah pas ngecek kalau udah kering, tetep aja saya siram, eeehhh masih bisa tumbuh ternyata yihiiiyyyy dan hasilnya jadi seperti yang ada di foto, itu seharusnya sudah diganti dengan pot gengs, tapi belum sempet beli pot, dan yang belum tumbuh itu tanaman tomat, yang baru saya tanam hari ini tanpa semai, sebagai bahan percobaan ada bedanya atau tidak dengan yang disemai hehe, info aja, untuk bibit yang saya pakai memang bibit untuk urban farming, jadi memang lebih gampang perkembangannya dibandingkan yang memang benar0 benar dari nol perawatannya.
Umur 4 bulan dan sempat mengalami kegersangan seminggu
Tanaman tomat yang baru ditanam hari ini tanpa semai
Selain menanam, hari ini saya iseng cari farmer market di Searang dan ternyata tidak menemukan, padahal di Tangerang itu banyak banget dan menggairahkan sekali. Uh! Jadi inin kesana lagi. Eeeaaaaa. Endingnya saya pergi ke Superindo untuk sekedar melihat- lihat tanaman sayur yang diperjualkan sekalian beli sayur dan bibit tomat. Yang ada dipikiran saya, pokoknya hari ini ke Superindo cari sayuran yang unik dan belum pernah saya olah, dan akhirnya kol ungu jadi pilihan saya, awalnya bingung mau dibikin apa kol ungu ini, ternyata kebanyakan memang untuk salad, tapi niat hati bukan untuk dibikin salad, pokoknya makanan yang bisa dimakan pake nasi, dengan bahan seadanya, jadilah tumis bakso kol ungu, apalah ini panjang bener judulnya....... Gak nyangka, kol ungu bisa dijadikan pewarna alami wkwkwk, baksonya kena luntur ikut jadi warna ungu. So nice.
Harga kol ungu mahal juga ya
Komentar
Posting Komentar